cah puri dungwuni
Selasa, 08 Februari 2011
POLITEKNIK PUSMANU PEKALONGAN
Dalam perkembanganya Politeknik Pusmanu Pekalongan lebih dikenal dengan nama Politeknik Batik atau POLBAT, merupakan politeknik batik pertama di Indonesia, diresmikan di Pondok Pesantren Al-utsmani Gejlig, Kajen.Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi yang berdiri sejak tahun 2002. Kampus yang media tempat perkuliahan beralamat di Jl.Jend.Sudirman 29 Pekalongan Telp. (0285) 423013.
Politeknik Batik (Polbat) Pusmanu Pekalongan yang merupakan politeknik batik pertama di Indonesia.Terdepan dalam pengusaan teknologi dan berakhlaqul karimah yang mempunyai visi “Tumbuh Berkembangnya Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing, Mandiri dan Berakhlakul Karimah Guna Membangun Kesejahteraan Bersama”.
Program Studi
Program Studi yang ada di Politeknik Pusmanu adalah Diploma 3 (dengan gelar A.Md) terdiri dari :
1. Teknik Batik 2. Manajemen Perusahaan 3. Akuntansi 4. Kesekretariatan dan Administrasi Kantor
Dosen dan Profesional
Dosen dan profesional politeknik pusmanu Pekalongan adalah sbb:
1.Drs. Soni Hikmalul.M.Si
2. Ir.Yani Budi S.,MM.,M.BA
3. Bambang Sugiarto
4. Mahirun .SE,M.Si
5. H.Abdul Wahab,S.Ag.M.Si
6. Dra. Endang Widaratih
7. Drs.Raswid, M.Si
8. Yuni Utami S E
9. Drs, imam mulfiqari
10. Tri Agus Setiyawan, S.Kom
12. Zahir Wahidi
13. Drs.Fatoni
14. Mutadin ST
15. Ujiyanto S Sit
16. M.Adi nugroho
17. Aria Elshifa,SE
18. Viktor prasetyo. SE
19. Very Yudianto. SE
20. Muhajir SE
21. Dwi Rianingsih
22. Yurofiqun SH
23. Najmuidin Lc.
24. Ir. Soegiarto
25. Drs.M ichsan
26. Mujiyono, SE
27. Nining Dewanti
28. Ust. Zaidi Al Karim
29. Moh. Zimam Akrom, S.Pd
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas dan kemudahan yang didapatkan mahasiswa:
laboratorium komputer
laboratorium akuntansi
laboratorium teknik batik
laboratorium administrasi kantor
laboratorium desain
ruang kuliah yang nyaman
perpustakaan
lokasi yang strategis dan mudah di jangkau
Delapan Daerah Ikut Jambore Batik Warna di Pekalongan
Delapan daerah di Jawa Tengah sudah menyatakan keinginannya untuk menjadi peserta Jambore Batik Warna Alam yang akan diselenggarakan di Politeknik Pusmanu Pekalongan, 30, 31 Juli dan 1 Agustus 2010 mendatang.
Ke delapan daerah itu adalah Banyumas, Purbalingga, Kendal, Cilacap, Pekalongan, Tegal, Pemalang dan Salatiga. "Mereka sudah menghubungi ke panitia di Politeknik Pusmanu Pekalongan," kata Sekretaris Panitia, Very Yudianto SE.
Ditemui di sela-sela rapat persiapan Jambore di kampusnya, Very mengatakan, selain beberapa daerah akan ikut jambore, ternyata Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Lingkungan Hidup juga mendukung kegiatan ini dengan menawarkan bibit pohon pewarna alam untuk ditanam di Pekalongan. "Bibit apa yang akan diminta, akan saya penuhi," kata Very menirukan pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup Jateng.
Terkait dengan penawaran itu, maka Kamis (22/7) besok, panitia mengundang tokoh batik warna alam dari Pekalongan dan desainer batik, Dudung Alisyahbana. Dalam pertemuan itu, akhirnya terjadi pembahasan mengenai warna alam tersebut.
Untuk sementara ini, panitia akan mengusulkan ke Provinsi Jateng mengenai bibit pohon yang menghasilkan warna alam yang baik, yakni secang, tingi, jambal dan tegeran. "Kami akan meminta ke Dinas LH Jateng untuk membantu pohon itu untuk bisa dikembangkan di Pekalongan dan sekitarnya," tambahnya.
(sumber:suaramerdeka)
Ke delapan daerah itu adalah Banyumas, Purbalingga, Kendal, Cilacap, Pekalongan, Tegal, Pemalang dan Salatiga. "Mereka sudah menghubungi ke panitia di Politeknik Pusmanu Pekalongan," kata Sekretaris Panitia, Very Yudianto SE.
Ditemui di sela-sela rapat persiapan Jambore di kampusnya, Very mengatakan, selain beberapa daerah akan ikut jambore, ternyata Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Lingkungan Hidup juga mendukung kegiatan ini dengan menawarkan bibit pohon pewarna alam untuk ditanam di Pekalongan. "Bibit apa yang akan diminta, akan saya penuhi," kata Very menirukan pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup Jateng.
Terkait dengan penawaran itu, maka Kamis (22/7) besok, panitia mengundang tokoh batik warna alam dari Pekalongan dan desainer batik, Dudung Alisyahbana. Dalam pertemuan itu, akhirnya terjadi pembahasan mengenai warna alam tersebut.
Untuk sementara ini, panitia akan mengusulkan ke Provinsi Jateng mengenai bibit pohon yang menghasilkan warna alam yang baik, yakni secang, tingi, jambal dan tegeran. "Kami akan meminta ke Dinas LH Jateng untuk membantu pohon itu untuk bisa dikembangkan di Pekalongan dan sekitarnya," tambahnya.
(sumber:suaramerdeka)
Batik Fractal Perlu Dikembangkan di Pekalongan\
Meski di kota-kota besar seperti Bandung dan Semarang sudah berkembang batik fraktal, namun hal itu belum bisa dikembangkan di Pekalongan dan sekitarnya. Padahal, batik fractal kini menjadi perkembangan desain batik yang cukup menjadi daya tarik masyarakat Indonesia.
Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi diampingi Mujiyono SE yang ditemui Suara Merdeka hari ini menjelaskan, perkembangan batik fractal itu sebenarnya sudah berkembang beberapa tahun terakhir ini. Namun, dari hasil pengamatannya, ternyata Kota Batik belum bisa mengikuti kemajuan bidang batik itu.
Menurut dia, batik fractal adalah batik yang sentuhan desainnya (corak dan ragam hiasnya) dibuat dengan rumus-rumus matematika dan fisika yang dikerjakan dengan teknologi komputer. Proses pembuatan batik fractal dibagi menjadi 2 tahap, yakni pembuatan desain oleh tim desain fractal, dan dilanjutkan tim pembuat batik.
Mungkin karena menggunakan desain dari komputer, maka hal ini yang menjadi kendala di Pekalongan. Meski demikian, dalam waktu tidak lama lagi, Pekalongan bakal mampu mengembangkan batik menggunakan teknologi komputer itu.
"Belum berkembangnya batik fractal ini, membuat Politeknik Pusmanu Pekalongan yang membuka jurusan studi batik ikut bertanggung jawab. Karena itu, dalam kegiatan Jambore Batik yang akan dilakukan 30 Juli - 1 Agustus nanti, Politeknik Pusmanu akan mengadakan pelatihan untuk perajin batik di Pekalongan khususnya dan perajin di Jateng pada umumnya di kampus," katanya
(sumbersuaramerdeka)
Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi diampingi Mujiyono SE yang ditemui Suara Merdeka hari ini menjelaskan, perkembangan batik fractal itu sebenarnya sudah berkembang beberapa tahun terakhir ini. Namun, dari hasil pengamatannya, ternyata Kota Batik belum bisa mengikuti kemajuan bidang batik itu.
Menurut dia, batik fractal adalah batik yang sentuhan desainnya (corak dan ragam hiasnya) dibuat dengan rumus-rumus matematika dan fisika yang dikerjakan dengan teknologi komputer. Proses pembuatan batik fractal dibagi menjadi 2 tahap, yakni pembuatan desain oleh tim desain fractal, dan dilanjutkan tim pembuat batik.
Mungkin karena menggunakan desain dari komputer, maka hal ini yang menjadi kendala di Pekalongan. Meski demikian, dalam waktu tidak lama lagi, Pekalongan bakal mampu mengembangkan batik menggunakan teknologi komputer itu.
"Belum berkembangnya batik fractal ini, membuat Politeknik Pusmanu Pekalongan yang membuka jurusan studi batik ikut bertanggung jawab. Karena itu, dalam kegiatan Jambore Batik yang akan dilakukan 30 Juli - 1 Agustus nanti, Politeknik Pusmanu akan mengadakan pelatihan untuk perajin batik di Pekalongan khususnya dan perajin di Jateng pada umumnya di kampus," katanya
(sumbersuaramerdeka)
Jambore Batik Warna Alam Nusantara di Pusmanu
PEKALONGAN - Untuk kali pertama, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan. Kegiatan itu sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda.
Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.
Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.
Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.
Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam.
(sumber suara merdeka)
Pameran Jambore Batik Warna Alam Tahun 2010
Jambore Batik Warna Alam Nusantara di Pusmanu
PEKALONGAN - Untuk kali pertama, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan. Kegiatan itu sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda.
Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.
Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.
Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.
Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam.
(sumber suara merdeka)
Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.
Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.
Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.
Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam.
(sumber suara merdeka)
Selasa, 25 Januari 2011
Pusmanu Gelar Jambore Batik Warna Alam Nusantara
Friday, 09 July 2010 11:59 |
PEKALONGAN - Untuk kali pertama, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan. Kegiatan itu sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda. Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah. Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana). Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam. Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya. Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat. Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam. (A15-37) Sumber: Suara Merdeka |
PUSMANU GELAR JAMBORE BATIK WARNA ALAM
PEKALONGAN - Untuk kali pertama, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan. Kegiatan itu sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda.
Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.
Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.
Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.
Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam. (A15-37)
Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan, komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.
Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.
Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.
Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam. (A15-37)
Langganan:
Postingan (Atom)